SEJARAH UKURAN KAYU
Seni
ukir kayu adalah salah satu khasanah tradisi bangsa yang masih lestari.
Beberapa daerah di nusantara, seperti Jepara, Yogyakarta, Solo, Bali,
Kalimantan, Sulawesi, atau Toraja, memiliki banyak perajin ukir kayu
yang karyanya diakui dunia. Hasil ukiran mereka, baik dengan media
pintu, jendela, kursi, topeng, atau meja menjadi barang ekspor. Kita
patut berbangga hati karenanya. Mengukir kayu membutuhkan keahlian
khusus, meskipun demikian, keahlian ini bukannya tidak dapat dipelajari.
Selain melalui pendidikan formal, saat ini sudah banyak buku yang
membahas cara mengukir kayu dengan baik. Seperti buku berjudul Penuntun
Belajar Mengukir Kayu bagi Pemula karya Saiman Rais dan Suhirman ini
yang sangat sesuai bagi Anda para pemula yang ingin belajar seni ukir
kayu.
Dalam buku ini, kedua penulis yang berlatar
belakang sekolah seni dan saat ini berprofesi sebagai guru sekaligus
perajin ukir kayu, tampak memahami seni ukir kayu, sehingga dalam
menguraikan tahap demi tahap dalam mengukir dalam buku ini disajikan
dengan bahasa yang cukup komunikatif. Pembaca dan pengukir pemula akan
mudah memahami. Bahkan, pengukir kayu pemula akan dapat langsung praktek
karena dalam buku ini juga disertai gambar-gambar.
Buku
ini dibagi dalam 7 bab. Bab satu menguraikan tentang cara mengenal kayu
sebagai bahan ukiran (h. 1-10), di antaranya membahas tentang umur
kayu, warna kayu, arah serat, massa jenis kayu, cat kayu, dan jenis
kayu. Bab dua menguraikan tingkat kekerasan kayu (h. 11-14), di dalamnya
berisi tentang beragam jenis kayu. Bab III membincangkan tentang
peralatan mengukir, yang dibagi dalam 2 jenis, yaitu peralatan pokok dan
bantu (h. 15-38).
Bab empat membahas tentang motif,
corak, dan cara mendesain (h. 49-63). Bab lima berbicara tentang
langkah-langkah praktek pengukiran kayu, seperti tahap menggambar ragam
hias tradisional, menggambar desain ukiran, cara menggunakan peralatan,
praktek mengukir, dan cara memelihara peralatan ukir (h. 69-100). Bab
enam membahas tentang cara mengkilapkan dan mewarnai ukiran, seperti
cara menggunakan politur (h. 107-109). Bab tujuh disertakan
contoh-contoh seni hasil ukiran kayu (h. 111). Mencermati pembahasan
yang ada, buku ini sangat cocok untuk para guru seni kriya di SMU atau
SMK.
Terdapat beberapa pesan penting dari buku ini,
antara lain bahwa mengukir kayu itu mudah. Bagi pengukir pemula, dengan
membaca dan mengerjakan tahap demi tahap cara mengukir dalam buku ini,
tentu akan bisa meskipun nanti hasilnya belum maksimal. Selain itu,
Keberadaan buku ini membuktikan bahwa negeri ini kaya akan tradisi seni
ukir kayu. Beragam hasil budaya seni ukir hampir dimiliki oleh setiap
suku bangsa di Indonesia. Negeri ini juga kaya akan hasil hutan berupa
kayu. Sebelum hutan dibabat oleh para pengusaha nakal, hutan Indonesia
menjadi salah satu yang terluas di dunia. Kayu Indonesia dikenal sebagai
salah satu yang terbaik.
Negeri ini pun kaya akan
manusia kreatif. Tanpa kreativitas, motif seni ukir akan monoton.
Perkembangan motif inilah yang membuat seni ukir menjadi menarik dan
bertahan lama. Pesan di atas penting untuk dikemukakan, bahwa seni ukir
bukanlah hanya dimiliki oleh orang yang berjiwa seni saja. Selain itu,
kewajiban masyarakat melestarikan tradisi seni ukir tidak hanya jika ia
dapat mengukir, melainkan juga menghargai alam.
Seni ukiran
kayu adalah seni kraftangan yang telah lama wujud di kalangan masyarakat
di Kepulauan Nusantara. Seni ukiran yang dipersembahkan melalui bahan
kayu ini sama seperti seni ukiran yang lain cuma berbeza dari segi cara
dan teknik pengukirannya. Seni ini begitu berkembang luas di Malaysia
dan Indonesia, kedua-dua buah negara ini merupakan negara yang mempunyai
hasil kayu-kayan yang banyak di mana terdapat kira-kira 3000 spesis
kayu-kayan. Di samping itu juga, kayu adalah bahan alam yang sangat
sesuai untuk diukir dan boleh dipelbagaikan kegunaannya. Dalam blog ini,
fokus akan ditumpukan kepada seni ukiran masyarakat Melayu.
Ukiran
kayu merupakan hasil seni rupa tradisi Melayu yang terulung iaitu sejak
dari 500 tahun dahulu.Ianya juga terkenal dengan keunikan, kelembutan,
dan kehalusan bentuknya.Ini dapt dilihat pada ukiran- ukiran yang
terdapat di istana dan rumah- rumah kediaman masyarakat Melayu dahulu
kala. Justeru itu, keindahan dan keunikan warisan bangsa yang bernilai
ini mesti dipelihara dan dipertahankan.
Definisi ukiran kayu.
Menurut istilah dewan bahasa: Seni ukiran merupakan satu proses
menorah, menggores, dan memahat dengan menggunakan pahat untuk membuat
reka bentuk pada kayu atau barang perhiasan dan lain-lain.
Kesimpulannya,
ukiran kayu adalah kerja mengukir atau menggores kayu mengikut reka
corak yang tertentu dengan menggunakan alatan seperti pahat, pisau, dan
sebagainya.
Usaha kerja mengukir merupakan satu cara penghayatan,
penyataan seni emosi pengukir dan daya cipta dalam bentuk tampak
terhadap beraneka benda serta berfungsi terhadap penggunaannya pada
masyarakat. Tekniknya paling bebas dan tidak tertakluk kepada seni bina.
Walaubagaimanapun, tidak boleh berdiri dengan sendiri tanpa
pertolongannya kerana ianya penyokong kepada rupa ukiran tersebut.
Friday, 18 September 2015
16:21
SEJARAH UKIRAN
MR: EDITOR

BAIHAQI FUADI
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
Related Posts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment